Kamis, 26 April 2012

teori pembiayaan pendidikan


Keterbatasan anggaran pemerintah merupakan hal yang umum ditemui. Di sisi lain, pemerintah dihadapkan pada berbagai alternatif program yang akan dilaksanakan. Hal tersebut menyebabkan pemerintah harus jeli dalam menentukan program yang diprioritaskan. Pemilihan prioritas suatu proyek tidak mudah. Dalam memutuskan kelayakan suatu proyek yang berhubungan dengan sektor publik, pemerintah dihadapkan pada banyak pertimbangan dan permasalahan. Dalam hal ini, prioritas yang dipilih harus mempertimbangkan kepentingan publik atau masyarakat umum.
Terkait dengan proses pengambilan keputusan mengenai kelayakan suatu perencanaan proyek atau program pendidikan, pemerintah memerlukan suatu alat analisis yang mampu digunakan dalam meminimalkan kesalahan dalam pemilihan keputusan. Salah satu analisis yang dapat digunakan sebagai alat untuk memilih program yang layak diprioritaskan adalah dengan menggunakan analisis Benefit
            Hampir selama 10 tahun akademisi dan para ahli ekonomi pendidikan telah menggunakan pendekatan cost benefit dan efektifnes (Blaug 1969). Cost benefit mengevaluasi proyek pendidikan sebagai investasi yang akan meningkatkan pendapatan. Dan cost efektifnes menyentuh hasil yang tidak bisa disentuh dengan pendekatan ekonomi atau pendekatan kuantitatif. Ada pro dan kontra dalam menggunakan pendekatan tersebut terutama ditujukan pada pendekatan cost benefit. Blaugh dkk dengan studinya di India (1969), Carnoy di Puerto Rico (1972) dan Mexico (1967) dan Thias di Kenya (1972). Sementara Psacharopoulos (1973), Davis (1969) Meret  (1966) menyampaikan keraguannya bahwa cost benefit bisa digunakan sebagai pendekatan dalam perencanaan pendidikan. Para ahli ekonomi lain telah menyampaikan keraguannya terhadap keseluruhan pendekatan (Vaizey 1972; Robinson 1971). Dikatakan bahwa pendekatan cost benefit jarang digunakan dibanding perencanaan SDM, sama halnya pendekatan SDM jarang digunakan dibanding social demand. System sekolah secara sederhana telah mengembangkan pendekatan dari social demand. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa pendekatan cost benefit telah mengisi literatur dan membentuk pandangan baru bagi perencana pendidikan dan dalam beberapa hal mempunyai pengaruh terhadap perencanaan pendidikan.
Pada saat ini perdebatan tidak banyak terpusat pada apakah pendidikan meningkatkan produktivitas tetapi pada seberapa besar. Sebagaimana pada pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab dari seberapa akurat repleksi pendapatan terhadap produktivitas. Perdebatan ini memiliki relevansi yang besar terhadap validitas analisis cost benefit dalam pendidikan karena benefit ekonomi hampir selalu dibangun sebagai perbedaan dari pendapatan setiap tahun, antara orang dengan perbedaan tingkatan pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar