KARAKTERISTIK INOVASI
Rogers (1983:
14-15) mengemukakan karakteristik inovasi yang mempengaruhi cepat atau
lambatnya penerimaan inovasi, yaitu sebagai berikut:
1)
Keuntungan relatif (relatif advantages) , inovasi dapat diterima apabila
memiliki keuntungan ekonomis dan nonekonomis atau dapat meningkatkan prestise
dan status sosjal serta menjanjikan imbalan (reward), aman dilakukan,
dan apabila tidak dilakukan ada hukuman (punishment).
2)Kesesuaian
atau kecocokan (compatibility), yaitu derajat kesesuaian antara
nilai-nilai, pengalaman, dan kebutuhan para adopter dengan nilai-nilai inovasi
yang dipengaruhi oleh nilai sosio-kultural dan kepercayaan, gagasan-gagasan
yang dimiliki masyarakat tertentu, dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
3)
Kerumitan (complexity), tingkat kesulitan pelaksanaan inovasi
berpengaruh terhadap penerimaan inovasi.
4)
Keterandalan (reliability), jika inovasi dapat diterapkan pada sampel
dan memberilcan hasil yang memuaskan
maka penerimaan terhadap inovasi menjadi cepat.
5)
Teramati (observability), inovasi yang dapat ditunjukkan secara
objektifdan masyarakat dapat mengamatinya, berpengaruh terhadap penenmaan
inovasi.
Teori
persepsi tentang atribut/perceived attributes (Rogers: 1995) menyatakan bahwa
orang yang berpotensi menjadi adopter menilai suatu inovasi atas dasar
persepsinya tentang karakteristik inovasi tersebut. Karakteristik atau atribut
yang dipersepsikan oleh calon adopter tersebut adalah1) Dapat dicoba secara
terbatas sebelum diadopsi, 2) menjanjikan suatu hasil yang dapat dilihat, 3)
memiliki suatu keuntungan relatif dibanding inovasi yang lain atau statusquo,
4) tidak terlalu rurmit atau kompleks, dan 5) sesuai atau cocok dengan
cara-cara atau nlai-nilai yang telah ada.
Menurut
Purwanto (2000: 35) variabel-variabel yang berhubungan dengan kecepatan adopsi
inovasi adalah: 1) Atribut inovasi, yang terdiri atas: a) Keuntungan relatif;
b) Kesesuaian; c) Kerumitan; d) Kemungkinan dicoba; dan e) Kemudahan diamati;
2) Jenis keputusan inovasi, yang terdiri atas: a) Pilihan; b) Kolektif; dan c)
Otoritas; 3) Saluran komunikasi; dan 4) Sifat sistem sosial.
MASYARAKAT PENERIMA INOVASI
Rogers (1983: 248-250) menjelaskan bahwa kategori/bentuk-bentuk
adopter terdiri atas:
1) Inovators, yaitu para pembaharu, perintis
/pioner, atau orang yang paling cepat membuka diri dan menerima inovasi, bahkan
mcnjadi pencari inovasi. Kelompok ini hanya sedikit saja, yaitu sckitar 2,5
persen, tetapi keberadaannya dapat memengaruhi kelompok lain.
2) Early adopters,
yaitu adopter awal yang mengikuti kelompok inovator. Mereka menjadi pengikut
inovator karena secara rasional inovasi ini menampakkan perubahan yang berarti.
Keberadaan kelompok ini dalam praktik inovasi sekitar 13,5 persen.
3) Early majority,
kebanyakan orang memang dapat mengikuti cara baru apabila cara itu betul-betul
telah terbukti memberi manfaat. Mereka tidak ingin mengambil risiko dan
keputusan yang belum jelas. Dalam masyarakat keberadaan mereka itu sekitar 34
persen.
4) Late majority,
yaitu orang yang sangat hati-hati dan sedikit tertutup dengan ide baru, mereka
takut mencoba apalagi bila mengingat risikonya. Mereka cenderung skeptis dan
kalaupun menerima inovasi karena sistem telah berubah dan akhirnya mereka
menjadi pengikut pada saat inovasi sudah umum dilakukan orang. Kelompok ini
berjumlah 34 persen.
5) Late adopters,
yaitu kelompok yang betul-betul skeptis dan ingin terus berada pada status quo
yang aman. Bahkan mereka cenderung melakukan perlawanan untuk mematahkan
inovasi, artinya mereka bukan saja penolak inovasi bahkan mereka melakukan
agresi untuk menentang terjadinya inovasi. Kelompok mi dalam masyarakat ada
sekitar 16 persen.
TAHAPAN INOVASI
Menurut
pendapat Rogers (1983: 165) menjelaskan bahwa proses inovasi itu terdiri atas
lima tahapan, yaitu:
1) Tahap pengetahuan (knowledge), yaitu
saat seseorang membuka diri terhadap inovasi dan ingin mengetahui fungsi
inovasi tersebut.
2. Tahap bujukan (persuasion), yaitu
tatkala seseorang atau kelompok membuka diri terhadap inovasi mulai menyenangi
atau sebaliknya meragukan inovasi.
3. Tahap keputusan (decision), yaitu
tatkala seseorang atau kelompok pembuka inovasi mulai menampakkan sikapnya
untuk menerima atau menolak inovasi.
4. Tahap implementasi (implementation),
yaitu ketika seseorang atau kelompok rnulai menerapkan atau menggunakan
inovasi.
5. Tahap konfirmasi (confirmation), yaitu
tahap ketika seseorang atau kelompok mencari penguatan terhadap keputusan
inovasi yang telah diambil. Pengambil keputusan dapat menarik kembali
keputusannyajika ternyata diperoleh informasi tentang inovasi yang bertentangan
dengan informasi yang terlebih dahulu diterima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar