Kamis, 26 April 2012

Teori Inovasi


KARAKTERISTIK INOVASI
Rogers (1983: 14-15) mengemukakan karakteristik inovasi yang mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, yaitu sebagai berikut:
1) Keuntungan relatif (relatif advantages) , inovasi dapat diterima apabila memiliki keuntungan ekonomis dan nonekonomis atau dapat meningkatkan prestise dan status sosjal serta menjanjikan imbalan (reward), aman dilakukan, dan apabila tidak dilakukan ada hukuman (punishment).
2)Kesesuaian atau kecocokan (compatibility), yaitu derajat kesesuaian antara nilai-nilai, pengalaman, dan kebutuhan para adopter dengan nilai-nilai inovasi yang dipengaruhi oleh nilai sosio-kultural dan kepercayaan, gagasan-gagasan yang dimiliki masyarakat tertentu, dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
3) Kerumitan (complexity), tingkat kesulitan pelaksanaan inovasi berpengaruh terhadap penerimaan inovasi.
4) Keterandalan (reliability), jika inovasi dapat diterapkan pada sampel dan  memberilcan hasil yang memuaskan maka penerimaan terhadap inovasi menjadi cepat.
5) Teramati (observability), inovasi yang dapat ditunjukkan secara objektifdan masyarakat dapat mengamatinya, berpengaruh terhadap penenmaan inovasi.
Teori persepsi tentang atribut/perceived attributes (Rogers: 1995) menyatakan bahwa orang yang berpotensi menjadi adopter menilai suatu inovasi atas dasar persepsinya tentang karakteristik inovasi tersebut. Karakteristik atau atribut yang dipersepsikan oleh calon adopter tersebut adalah1) Dapat dicoba secara terbatas sebelum diadopsi, 2) menjanjikan suatu hasil yang dapat dilihat, 3) memiliki suatu keuntungan relatif dibanding inovasi yang lain atau statusquo, 4) tidak terlalu rurmit atau kompleks, dan 5) sesuai atau cocok dengan cara-cara atau nlai-nilai yang telah ada.
Menurut Purwanto (2000: 35) variabel-variabel yang berhubungan dengan kecepatan adopsi inovasi adalah: 1) Atribut inovasi, yang terdiri atas: a) Keuntungan relatif; b) Kesesuaian; c) Kerumitan; d) Kemungkinan dicoba; dan e) Kemudahan diamati; 2) Jenis keputusan inovasi, yang terdiri atas: a) Pilihan; b) Kolektif; dan c) Otoritas; 3) Saluran komunikasi; dan 4) Sifat sistem sosial. 
 MASYARAKAT PENERIMA INOVASI
Rogers (1983: 248-250) menjelaskan bahwa kategori/bentuk-bentuk adopter terdiri atas:
1)   Inovators, yaitu para pembaharu, perintis /pioner, atau orang yang paling cepat membuka diri dan menerima inovasi, bahkan mcnjadi pencari inovasi. Kelompok ini hanya sedikit saja, yaitu sckitar 2,5 persen, tetapi keberadaannya dapat memengaruhi kelompok lain.
2)  Early adopters, yaitu adopter awal yang mengikuti kelompok inovator. Mereka menjadi pengikut inovator karena secara rasional inovasi ini menampakkan perubahan yang berarti. Keberadaan kelompok ini dalam praktik inovasi sekitar 13,5 persen.
3)  Early majority, kebanyakan orang memang dapat mengikuti cara baru apabila cara itu betul-betul telah terbukti memberi manfaat. Mereka tidak ingin mengambil risiko dan keputusan yang belum jelas. Dalam masyarakat keberadaan mereka itu sekitar 34 persen.
4)  Late majority, yaitu orang yang sangat hati-hati dan sedikit tertutup dengan ide baru, mereka takut mencoba apalagi bila mengingat risikonya. Mereka cenderung skeptis dan kalaupun menerima inovasi karena sistem telah berubah dan akhirnya mereka menjadi pengikut pada saat inovasi sudah umum dilakukan orang. Kelompok ini berjumlah 34 persen.
5)  Late adopters, yaitu kelompok yang betul-betul skeptis dan ingin terus berada pada status quo yang aman. Bahkan mereka cenderung melakukan perlawanan untuk mematahkan inovasi, artinya mereka bukan saja penolak inovasi bahkan mereka melakukan agresi untuk menentang terjadinya inovasi. Kelompok mi dalam masyarakat ada sekitar 16 persen.

TAHAPAN INOVASI
Menurut pendapat Rogers (1983: 165) menjelaskan bahwa proses inovasi itu terdiri atas lima tahapan, yaitu:
1)  Tahap pengetahuan (knowledge), yaitu saat seseorang membuka diri terhadap inovasi dan ingin mengetahui fungsi inovasi tersebut.
2.  Tahap bujukan (persuasion), yaitu tatkala seseorang atau kelompok membuka diri terhadap inovasi mulai menyenangi atau sebaliknya meragukan inovasi.
3.  Tahap keputusan (decision), yaitu tatkala seseorang atau kelompok pembuka inovasi mulai menampakkan sikapnya untuk menerima atau menolak inovasi.
4.  Tahap implementasi (implementation), yaitu ketika seseorang atau kelompok rnulai menerapkan atau menggunakan inovasi.
5.  Tahap konfirmasi (confirmation), yaitu tahap ketika seseorang atau kelompok mencari penguatan terhadap keputusan inovasi yang telah diambil. Pengambil keputusan dapat menarik kembali keputusannyajika ternyata diperoleh informasi tentang inovasi yang bertentangan dengan informasi yang terlebih dahulu diterima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar